Home / Tak Berkategori / Bring Back Moment: Pulang ke Jogja Bersama Anak dan Istri

Bring Back Moment: Pulang ke Jogja Bersama Anak dan Istri

Ada sesuatu yang selalu membuat hati saya bergetar setiap kali kembali ke Jogja. Kota ini bukan sekadar tempat persinggahan, ia adalah rumah kedua yang menyimpan begitu banyak kenangan dan pelajaran hidup. Namun kali ini, perjalanan itu jauh lebih istimewa karena saya tidak lagi datang sendiri. Ada istri dan anak yang menemani, dua bagian jiwa yang membuat setiap langkah terasa lebih berarti.

Sejak awal tiba, saya tahu perjalanan ini bukan hanya tentang mengenang masa lalu, melainkan memperkenalkan mereka pada dunia yang pernah membentuk saya. Saya ajak mereka menemui sahabat-sahabat lama yang dulu selalu ada dalam suka dan duka. Tawa yang tercipta membuat anak saya melihat sisi lain dari ayahnya, bahwa masa muda tidak hanya diisi dengan perjuangan, tetapi juga persahabatan yang tulus. Saya juga membawa mereka ke rumah orang tua angkat saya, yang menyambut dengan pelukan hangat, doa, dan kasih sayang seperti keluarga sendiri. Dari situ saya belajar lagi, bahwa keluarga tidak hanya terikat oleh darah, melainkan juga oleh cinta yang dipilih dengan hati.

Di sela waktu, saya memperkenalkan mereka pada beberapa teman kuliah yang masih menetap di Jogja. Obrolan ringan bercampur nostalgia membuat istri saya semakin memahami jalan panjang yang pernah saya tempuh. Saya ingin mereka tahu, bahwa kehidupan selalu dibentuk oleh orang-orang yang kita temui, dan setiap pertemuan adalah anugerah yang tak ternilai.

Tentu perjalanan tidak lengkap tanpa menikmati keindahan alam Jogja. Saya ajak mereka ke pantai-pantai di Gunungkidul, membiarkan anak saya berlari bebas di atas pasir putih sambil tertawa dikejar ombak. Istri saya berdiri memandang laut lepas, dan dalam tatapannya saya membaca rasa syukur yang mendalam. Dari lautan itu saya belajar, bahwa hidup adalah tentang pasang dan surut, tentang menerima setiap gelombang dengan hati yang tabah.

Kami juga mendaki perbukitan hijau di Gunungkidul, menatap hamparan luas dari ketinggian. Saya katakan pada anak saya, dunia ini luas dan indah, dan tugas kita adalah menjaganya sambil terus belajar darinya. Lalu perjalanan membawa kami ke Kotagede dan Tamansari. Reruntuhan, arsitektur tua, dan kisah sejarah yang melekat di dinding-dindingnya membuat saya merenung. Hidup memang seperti itu: ada masa kejayaan, ada masa runtuh, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita meninggalkan jejak untuk dikenang.

Di Malioboro, kami berjalan kaki di tengah keramaian. Musik jalanan, pedagang cendera mata, dan hiruk pikuk malam memberi warna tersendiri. Anak saya membeli mainan sederhana, istri saya tersenyum melihat keramaian itu, dan saya kembali belajar bahwa kebahagiaan seringkali hadir dalam bentuk yang paling sederhana. Lalu kami menikmati udara sejuk Kaliurang, menyeruput teh hangat sambil memandang gunung yang berdiri megah. Ada rasa kecil di hadapan alam, tetapi sekaligus rasa besar karena bisa menikmatinya bersama keluarga.

Dan tentu saja, Jogja mengajarkan kami lewat makanan. Dari gudeg yang manis, sate klathak yang unik, hingga sekadar duduk di angkringan sambil menikmati kopi panas, semuanya terasa istimewa. Duduk lesehan di bawah lampu temaram, kami belajar bahwa kebersamaanlah yang membuat segala sesuatu lebih nikmat.

Di akhir perjalanan, saya sadar satu hal: Jogja memang istimewa, tetapi bukan kotanya yang memberi arti, melainkan kebersamaan di dalamnya. Pulang ke Jogja bersama anak dan istri membuat saya melihat masa lalu dengan lebih damai, masa kini dengan penuh syukur, dan masa depan dengan harapan yang baru.

Hidup, pada akhirnya, bukan soal sejauh apa kita melangkah, melainkan dengan siapa kita berbagi langkah. Jogja kali ini tidak hanya menjadi saksi perjalanan seorang diri, tetapi juga menjadi panggung bagi kisah keluarga kecil kami. Dan saya percaya, setiap pembaca yang singgah di kota ini akan menemukan pelajaran yang sama: bahwa kebahagiaan tidak pernah ada pada tempatnya, tetapi selalu ada pada orang-orang yang berjalan bersama kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

CAPTCHA ImageChange Image