Home / Blog/Catatan Pribadi / Ruang Ini Bukan Tentang Saya

Ruang Ini Bukan Tentang Saya

 

Ruang Ini Bukan Tentang Saya,

Melainkan Tentang Kita, Mereka, dan Semua yang Terlupa

 

Ada terlalu banyak hal yang terlewat dalam dunia yang bergerak terlalu cepat.

 

Di tengah riuh percakapan digital, kita makin jarang benar-benar mendengar.
Di tengah banjir informasi, kita makin sering kehilangan makna.
Dan di tengah gegap gempita narasi besar, kita lupa pada mereka yang tak pernah masuk berita mereka yang kisahnya sunyi, tetapi lukanya nyata.
Mereka yang tetap berdiri walau tak pernah dihitung.
Mereka yang hidup di antara statistik, tanpa nama dan tanpa panggung.

Website ini bukan dibangun untuk mengenalkan siapa saya.
Ia bukan panggung ego, bukan tempat membesarkan nama atau memamerkan capaian.
Ruang ini saya hadirkan untuk menyampaikan apa yang saya lihat, saya dengar, dan saya rasakan penting untuk dituliskan.
Sebagai upaya kecil mungkin sangat kecil untuk merekam yang tercecer, menggugah yang terabaikan,
merawat ingatan tentang hal-hal yang dianggap tak penting,
dan menyuarakan sisi kemanusiaan yang perlahan-lahan diredam oleh rutinitas dan algoritma.

Saya menulis untuk banyak orang.
Untuk mereka yang diam bukan karena tak bisa bicara, tapi karena terlalu lama tak dianggap.
Untuk mereka yang terus berjalan, meski tak tahu apakah ada ujung.
Untuk mereka yang bertahan di tengah hidup yang tak selalu adil.
Untuk mereka yang kehilangan, yang berduka, yang pernah remuk tapi tak sempat runtuh.
Dan untuk Anda yang mungkin sedang mencari makna,
atau hanya ingin sejenak bernaung dari bisingnya dunia.

Di sini, Anda akan menemukan catatan-catatan yang tak selalu sempurna,
tapi jujur.
Tulisan yang tidak menawarkan solusi instan,
tapi mengajak berpikir lebih dalam.
Kisah yang mungkin tak viral,
tapi menyentuh sisi-sisi hati yang mungkin selama ini kita abaikan.

Tulisan-tulisan yang akan Anda temukan di ruang ini meliputi:

  • Catatan kemanusiaan dan keadilan sosial: lahir dari perjumpaan langsung dengan realitas di lapangan, bukan hanya dari teori di layar. Tentang bagaimana manusia bertahan di tengah luka, tentang sistem yang perlu dikritik, dan tentang harapan yang masih terus tumbuh meski tipis.
  • Refleksi pendidikan yang membebaskan: bukan sekadar tentang kurikulum dan angka, tapi tentang bagaimana belajar bisa menjadi cara untuk pulih, untuk tumbuh, dan untuk memahami dunia dengan lebih empatik.
  • Cerita-cerita kecil yang tak masuk berita: Cerita yang kecil, tapi sejatinya besar.
  • Kritik terhadap budaya, sistem, dan cara berpikir kita sehari-hari: bukan untuk menyalahkan, tapi untuk menyadarkan. Karena kadang kita perlu berhenti sejenak, menoleh ke belakang, dan bertanya: ke mana arah hidup ini sebenarnya?
  • Ruang spiritual dan renungan manusiawi: tentang kehilangan, keraguan, makna, dan harapan. Tentang menjadi manusia, dalam segala kejatuhan dan kebangkitannya. Tentang sisi-sisi yang tak selalu logis, tapi sangat kita butuhkan.

Saya tidak menjanjikan jawaban.
Saya tidak mengklaim kebenaran mutlak.
Saya hanya menulis dengan satu harapan:
Agar ada satu-dua pertanyaan yang tumbuh dari setiap paragraf.
Agar ada satu-dua perasaan yang disentuh dari setiap cerita.
Dan agar ada satu-dua tindakan kecil yang lahir dari setiap keheningan yang Anda rasakan setelah membaca.

Saya tidak sedang mencari sorotan.
Saya hanya ingin membuka sedikit celah,
agar cahaya bisa masuk ke dalam ruang-ruang yang selama ini tertutup.
Saya ingin menyodorkan cermin kecil,
yang bisa kita pakai bersama-sama untuk melihat dunia dan diri kita dengan lebih jujur.

Jika Anda membaca satu tulisan saja dan merasa sedikit tergerak,
jika ada satu kisah yang membuat Anda berhenti sejenak untuk berpikir,
atau ada satu kalimat yang menyentuh luka lama Anda dan memberi harapan baru,
maka ruang ini telah berfungsi sebagaimana mestinya.

Selamat datang di ruang yang tidak sempurna, tapi tulus.
Ruang yang tidak mewakili siapa pun secara mutlak, tapi mencoba menyuarakan mereka yang tak sempat bicara.
Ruang yang dibangun bukan dari ketenaran, tapi dari kepedulian.
Ruang yang ditulis dengan satu keyakinan:

 “Bahwa kata bisa menjadi jembatan antara rasa dan perubahan”

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

CAPTCHA ImageChange Image